Friday, September 25, 2020

Ratib Samman - Amalan Rasmi Kesultanan Palembang

RATIB SAMMAN
Amalan Resmi Kesultanan Palembang 

Para Sultan Palembang dikenal sangat alim, bijaksana, dan agamis. Oleh karenanya, segala urusan pemerintahan kesultanan tentunya diatur menurut ketentuan syari'at. Islam agama yg kaffah, baik zhahir maupun batin. Aspek zhahir (lahiriah) dikaji melalui disiplin ilmu syari'at atau fiqih, sedangkan aspek batin melalui ilmu tasawuf atau tarekat. Dlm hal ini Nabi SAW bersabda: 
الشريعة اقوالي والطريقة افعالي والحقيقة احوالي والمعرفة رأس مالي
Artinya: 
"Syari'at itu adalah perkataanku, Tarekat itu adalah perbuatanku, Hakekat itu adalah budi pekertiku, dan Ma'rifat itu adalah pokok/modal kekayaanku. " (HR. Anas bin Malik). 

Banyak dalil al-Qur'an maupun Hadis ttg Tarekat. Salahsatu Tarekat Mu'tabarah yg cukup populer didunia Islam dan termasuk di Palembang adalah Tarekat Sammaniyah. 

Tarekat Sammaniyah dinisbahkan kepada pengasasnya Syekh Muhammad Samman bin Abdul Karim al-Madani (1718-1776) seorang ulama sufi, waliyullah di Madinah. Salahsatu zikir terpenting dlm Tarekat Sammaniyah adalah "Ratib Samman". Banyak ulama Palembang yg berguru langsung & mendapat ijazah Ratib Samman ini dari Syekh Muhammad Samman, di antaranya: Syekh Abdus Somad al-Palembani (1737-1832), Syekh Kemas Ahmad bin Abdullah (1735-1800), Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin dan lainya. Para ulama Palembang ini berdakwah menyiarkan Ratib Samman pada masyarakat & di kalangan istana, sehingga Sultan Palembang pun mendapat ijazah mengamalkan Ratib Samman tsb. 

Di zaman Sultan Muhammad Bahauddin (merintah: 1776-1803), Paduka turut andil memberikan wakaf bantuan mendirikan zawiyah (pondok) Sammaniyah di Jeddah dalam th 1777 dg biaya sebesar 500 Riyal yg beliau transfer melalui Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin 2 th setelah Syekh Muhammad Samman wafat. 

Sedang di zaman Sri Sultan Suhunan Ratu Mahmud Badaruddin (merintah: 1803-1821), terjadi peristiwa perang suci Palembang melawan Belanda dlm th 1819 yg dikenal dg perang Menteng, pertempuran paling dahsyat pd waktu itu yg dimenangkan oleh Kesultanan Palembang. Saat itu Sri Sultan Mahmud Badaruddin menitahkan kpd seluruh rakyatnya utk terlebih dahulu melaksanakan zikir Ratib Samman di Masjid Agung & keraton. Pasukan jihad yg dipimpin oleh menantu Syekh Abdus Somad yg bernama Kiagus M.Zen ini setelah berzikir Ratib Samman menyerbu pasukan Belanda dg gagah berani tanpa mengenal rasa takut. 

Peristiwa heroik ini direkam dlm sebuah manuskrip Palembang sbb: 
"...adapun segala haji2 pada masa itu semuanya kumpul di luar Kuto duduk di pemarakan luar semuanya dg senjata lengkap.  Haji2 itu semuanya pada berzikir dan beratib Samman terlalu ramainya... "

Demikianlah, zikir Ratib Samman ini menjadi amalan resmi di Kesultanan Palembang Darussalam. Selain sebagai ibadat, Ratib Samman juga menjadi adat. Banyak pengikutnya di Palembang sampai sekarang. 

Palembang, 25 Sept 2016
alfaqir Kms. H.Andi Syarifuddin