Monday, February 6, 2017

ANTARA NUR MUHAMMAD DAN NABI MUHAMMAD

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

ANTARA NUR MUHAMMAD
DAN NABI MUHAMMAD

Hakikat Nur Muhammad ini perlu diterangkan dengan lebih lanjut dan jelas agar boleh difahami oleh semuanya.

*   Apa itu Nur Muhammad ?
*   Apa hubungannya dengan diri Nabi
     Muhammad ?
*   Apa hubungannya dengan diri manusia ?

Dalam istilah hakikat, Nabi Muhammad dan Nur Muhammad itu berbeda.

Nabi Muhammad adalah manusia. Anak dari seorang ayah bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah. Lahirnya di Mekah dan makamnya di Madinah.

Tetapi hakikat "Nur Muhammad" adalah cahaya atau ruh, jiwa yang tunggal, jiwa jiwa yang terpuji. Hakikat Nur Muhammad itu ada dalam diri tiap-tiap manusia, ada dalam diri kalian semua, sebagaimana ada dalam diri para Nabi Allah dan RasulNya, serta wali Allah.

Nur Muhammad itu hanya ada  SATU namun ada dalam diri semua umat manusia. Jika engkau pakai akalmu,  bisa menjadi bingung.

Lalu apa hubungannya antara Nur Muhammad itu dengan diri Nabi Muhammad ?

Diri Nabi Muhammad itu bathiniahnya telah bersambung / Wushul serta lebur dalam hakikat Nur Muhammad atau bisa dikatakan Nabi Muhammad adalah TAJALLI  SEMPURNA drp Nur Muhammad. Sedang pada manusia pada umumnya, bathiniahnya itu masih putus disebabkan masih terselimuti hawa nafsu.

Atribut atau pakaian dasar dari Nur Muhammad itu adalah "KEINDAHAN  (JAMAL)" , maksudnya adalah keindahan akhlakul karimah dimana dengan keindahan itu selalu bersifat menata ( tersusun kemas ) seumpama longgokan sampah yang berserakan dan tak berharga, lalu ditata (disusun kemas) menjadi suatu keindahan.

Yang sebenarnya Nabi Muhammad yang ada di Makkah itu adalah wujud lahiriah saja.  Demikian juga halnya para Nabi yang lain, mahupun wali wali Allah, kesemuanya tiada lain adalah tajalli dari Nur Muhammad.

Oleh sebab itulah Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa dirinya diutus hanya untuk memuliakan dan menyempurnakan akhlaknya manusia.

Itulah sejati, diutusnya Nabi Muhammad, sebenar-benarnya adalah untuk mengembalikan manusia pada kemurnian fitrah dasarnya, mengembalikan agar wushul dan tersambung kembali lebur kepada Nur Muhammad.

Agar engkau sekalian menjadi "MUHAMMAD" itu sendiri secara hakikatnya, yaitu makhluk yg terpuji,  INSAN yang kamil / sempurna, sesuatu fitrah dasar penciptaan manusia. Itulah  sesungguhnya syafaat yang sejati, itulah sebenarnya sholawat yang sejati itu.

Sebab,  hanya Nur Muhammadlah yang bisa mengenali Allah, itulah tujuan akhirnya yang hendak dicapai agar bisa menjadi Muhammad secara hakikatnya dan mengenali TuhanNya.

Salah persepsi daripada orang orang, iaitu malah mereka seakan ingin meng-copy 100% lahiriah Nabi Muhammad, dengan pakaian ala timur tengah, berjanggut tanpa berkumis, seluar cingkrang, dll yang bersifat lahiriah saja, padahal tujuannya Nabi itu untuk menjadikanmu seorang  MUHAMMAD secara hakikatnya,  menjadi makhluk yang terpuji dan mengenal Allah,   jadilah Muhammad secara hakikatnya, itulah hakekat yang sesungguhnya.

Dan lagi ketika ingin menjadi Muhammad atau seperti Muhammad tidak harus bernama Muhammad, misalnya jika ingin menamakan anakmu supaya namanya mencerminkan akhlaknya, misal nama Ahmad, Mustafa, budhi, syech puji dll..

Itu semua maknanya sama saja hanya lain bahasa,  nama bisa apa saja asalkan ertinya baik dan bagus, hal yang paling penting adalah sikap dan perilakumu yang harus mencerminkan Muhammad (Yang Terpuji).

Kita mungkin tak bisa lagi melihat Nabi Muhammad (kerana beliau sudah wafat)
Tetapi kita masih boleh bertemu para Muhammad Muhammad yang lain secara hakikatnya.

Nur Muhammad itu masih ada sampai sekarang menerangi alam semesta ini. Agar kita semua boleh melihat dan menjadi saksi (bersyahadat) bahwa Nur Muhammad itu ada, nyata, mereka adalah cahaya penerang kehidupan ini.