AL-KISAH
Suatu hari IMAM GHAZALI menjadi Imam solat dimasjid, sementara adiknya menjadi makmum.
Ketika itu adiknya melihat tubuh sang kakak berdarah, maka ia pun membatalkan makmum kepada kakaknya, dan meneruskan shalat sendiri.
Selesai solat, Ghazali bertanya,
“ MENGAPA KAMU MEMBATALKAN MAKMUM KEPADAKU?”
Jawab Ahmad, Adiknya,
“AKU MELIHAT KANDA PENUH DARAH.”
Sejenak Ghazali Termenung
“MEMANG DALAM SHALAT SAYA SEDANG BERPIKIR TENTANG PERSOALAN HAID.”
Adik kandung Imam Ghazali memang dikenali sebagai ahli Kasyf, mampu melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang awam.
Seketika itu Ghazali sadar tentang pentingnya dunia sufi. Dan kejadian inilah yang mendorongnya mendalami tasawuf.
Maka ia memutuskan untuk menjadikan TASAWUF Sebagai
JLN MENGENAL ALLAH – yg tujuan akhirnya disebut MAKRIFAT.
MENURUT GHAZALI,
MAKRIFAT tidak hanya berarti mengenal Allah, tetapi jg mengenal alam semesta.
MAKRIFAT bukan hanya pengenalan biasa, meliankan juga ilmu yang tak diragukan kebenaranya, yg disebut AINU AL-YAQIN
– tersingkapnya sesuatu secara jelas, tidak ada keraguan, tidak mungkin salah dan keliru.
MAKRIFAT sebenarnya diperoleh melalui llham. Allah memancarkan Nur ke dalam kalbu seseorang agar ia mengenali HAKIKAT ALLAH & segala ciptaannya
Hanya kalbu yang bersihlah yang bisa menerima Nur Ilahi.
APA SYARATNYA..?
Harus menyucikan diri dari dosa & tingkah laku tercela, membersihkan diri dari keyakinan selain keyakinan kepada Allah.
Kalbu harus total berdzikir kepada Allah sehingga dapat mencapai fana (kesirnaan) secara total. Jika sudah mampu mencapai tahapan ini (maqamat), ia bisa mendapatkan mukasyafah (mampu menjawab persoalan) & musyahadah (mampu melihat Allah dalam hati).
Ini iktibar, ambil pelajaran darinya, jangan hanya hendak mengata Tasawuf atau dunia sufi itu sesat, bila tidak tahu itu bertanya kepada yang tahu, menjadi orang tidak tahu itu adalah menyakitkan!
No comments:
Post a Comment